Loser to Winner : John Paul DeJoria



Hal ini sepertinya lumrah terjadi di belahan bumi manapun. Untuk menjadi kaya diperlukan kerja keras dan pengorbanan serta tekad yang kuat. Seperti halnya kisah John paul DeJoria.

Pria berdarah Yunani-Italia-Amerika ini terlahir dari keluarga miskin dan sudah harus bekerja di usia 9 tahun. DeJoria kecil menjual koran dan dan kartu natal dari rumah ke rumah. Masa mudanya dihabiskan sebagai seorang bandit jalanan dan saat menginjak usia 20 tahun, DeJoria terpaksa harus menjalani pengalaman sebagai seorang single parent di tengah kemiskinan akut.

Memiliki tanggungan seorang anak berusia tiga tahun dan tak memiliki rumah, DeJoria terpaksa harus menjadi seorang pemulung botol bekas dan tinggal di sebuah mobil selama beberapa tahun.
Selama menjalani masa-masa tersebut pada era 1970-an, DeJoria memiliki sebuah kebiasaan unik. Dia hampir selalu mengajak pegawai restoran murah langganannya untuk mendengar cerita penderitaannya. Akibatnya, tak jarang para pegawai tersebut membebaskan tagihan makanan DeJoria karena merasa iba.

Kemiskinan yang melandanya ini rupanya didengar oleh teman lamanya yang menjadi aktris, yakni Joanna Pettet. Aktris tersebut merasa iba dengan DeJoria, dan memutuskan menawarkan tempat tinggal di rumahnya. Bantuan itu tidak disia-siakannya. DeJoria memanfaatkannya untuk menata ulang hidup dan perekonomian pribadinya. Di tahun 1978 ia mendirikan perusahaan bisnis pertamanya, yaitu sebuah kantor konsultan.

Perlahan melalui kantor konsultannya ini, dia menemukan jalur hidupnya yang lebih baik. Berbekal pengalamannya sebagai salesman dan jiwa wirausaha yang kuat, dia berhasil membangun kepercayaan para pelanggannya.

Merasa kurang puas dengan usahanya di sektor jasa, akhirnya dia mendapatkan ide untuk bekerja sama dengan sahabatnya yang merupakan seorang penata rambut, yakni Paul Mitchell. Bermodalkan pinjaman sebesar US$700, merekapun membuat perusahaan shampo dan produk perawatan rambut dan menuai hasil yang memuaskan.

Sejak didirikan pada 1980, perusahaan yang bernama John Paul Mitchell System, saat ini telah berhasil menjadi salah satu produsen shampo dan produk kesehatan rambut terkenal di AS. Kejayaan perusahaan ini pun didedikasikan oleh DeJoria untuk Mitchell yang telah meninggal pada 1989.
Setelah sukses dengan bisnisnya ini, DeJoria pun mulai ketagihan melakukan ekspansi. Dia memberanikan diri membeli pabrik penyulingan di Meksiko bersama Martin Crowley. Dari pabrik tersebut dia lalu memproduksi tequila, dengan merek Patron pada 1990.

Uniknya DeJoria menjual produk tersebut dengan harga US$37,95 per botol, padahal harga rata-rata tequila di pasaran kala itu hanya US$4-US$5 per botol. Dia berdalih, proses pembuatan yang berkualitas sehingga menghasilkan tequila berjenis agave, membuat hargaya menjadi melambung.

Namun, menjadi miliarder tak membuatnya besar kepala. DeJoria terbilang rutin melakukan kegiatan sosial dan amal. Salah satu kegiatan amal yang paling fenomenal adalah dia bersedia memangkas rambut gondrong legendarisnya untuk menghimpun dana US$50.000 pada 2005.

Dana tersebut disumbangkannya kepada Palang Merah Internasional untuk membantu pemulihan korban tsunami Aceh pada 2004. Dan hingga kini ia masih sering mendatangi restoran tempat dia singgah saat mengalami kemiskinan. “Saya masih sering berkunjung ke cafe tersebut dan memberikan sejumlah tips sebagai ucapan terimakasih saya,” katanya.



...


Sumber : http://wartawirausaha.com/2017/03/kisah-inspiratif-john-paul-dejoria-milyuner-yang-sempat-jadi-bandit-jalanan/#axzz5zzRICuEx
 

TUGAS 2
By Santika Wijayanti
 
20181002041

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bussines Model Canvas